Pages

Sunday 26 May 2013

Bicara....


SENI BERBICARA SECARA PRAKTIKAL

Penyampaian ajaran islam secara lisan umumnya dilakukan dengan ceramah, pidato, atau khutbah, meskipun ada juga yang dalam bentuk dialog. Untuk bisa berceramah dan berkhutbah dengan baik, ada tiga bagian[3] yang hendak kita bahas, yaitu :
1.      Persiapan
Apapun kegiatan yang hendak kita lakukan, persiapan merupakan sesuatu yang amat penting. Dalam berceramah atau berdakwah, persiapan menjadi lebih penting lagi bagi pemula atau siapa saja yang belum berpengalaman. Adapun langkah- langkah yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut.
a.       Mentalitas yang memadai
Persiapan mental dalam berdakwah (ceramah/pidato) adalah dengan menumbuhkan kedalam jiwa kita rasa percaya diri yang tinggi.
b.      Memahami latar belakang jamaah
Memahami latar belakang jamaah memiliki arti yang sangat penting agar kita tahu gambaran keadaan jamaah. Dari sini kita bisa menentukan tema apa yang perlu diangkat atau disinggung.
Ali bin Abi Thalib berkata :

حد ثوا الناس بما يعرفون اتحبون ا ن يكذبون الله ورسوله

“Berbicaralah dengan orang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka, apakah engkau suka Allah dan Rasulnya didustakan ?”
Dari Aisyah ra, beliau berkata :

امرنا رسول لله صلى ا لله عليه  وسلم ان ننزل النا س منا زلهم

 “Rasulullah SAW Memerintahkan kepada kami untuk menempatkan manusia sesuai kedudukannya”[4]

c.       Menentukan masalah
Ceramah yang baik adalah ceramah dengan permasalahan atau pembahasan yang jelas, sehingga ceramah itu sendiri tidak simpang siur, karena punya target pembahasan yang jelas.
d.      Mengumpulkan bahan
Setelah tema ditentukan, langkah berikutnya adalah mengumpulkan bahan agar pembahasan materi ceramah bisa disampaikan dengan wawasan yang luas dan ilustrasi yang tepat.
e.       Menyusun sistematika
Untuk memudahkan pembahasan perlu disusun sistematika uraian materi pembahasan dengan sub-sub bahasan berikut dalil dan data lainnya yang menguatkan argumentasi.
f.       Menjaga dan mempersiapkan kondisi fisik
Diamping kesiapan akal dengan mengusai materi yang hendak dibahas, seorang penceramah juga harus menjaga dan juga mempersiapkan kondisi fisiknya agar tetap prima selama berlangsungnya ceramah. Demikian juga dengan penggunaan pakaian yang pantas untuk dikenakan agar menyenangkan mata orang yang memperhatikan sehingga menjadi enak dilihat.
2.      Pelaksanaan  dakwah (pidato/ceramah)
Setelah persiapan dilaksanakan dengan baik, maka berikutnya adalah bagaimana penampilan saat berdakwah (pidato/ceramah), beberapa hal berikut menjadi sesuatu yang harus diperhatikan.

a.       Tampil mengesankan
Meskipun dalam dakwah kita menuntut jamaah untuk menggunakan prinsip “ perhatikan apa yang dibicarakan, jangan perhatikan siapa yang berbicara”, namun penampilan yang mengesankan tetap diperlukan. Misalnya dengan wajah ceria dan tutur kata yang baik, sebagaimana dalam hadits :

وعن ا بى ذ ر رضى الله عنه قال : قال لى رسول الله صلى الله عليه و سلم : لا تحقرن من ا لمعروف شيئا ولو ان تلقى اخا ك بوجه طليق. (رواه مسلم)

"Dari Abu Dzar ra, ia berkata : Rasulullah bersabda kepada saya : “ jangan sekali- sekali meremehkan perbuatan baik, walaupun menyambut saudaramu dengan muka ceria”. (HR. Muslim)

وعن عدى بن حا تم رضى ا لله عنه قال : قال رسول ا لله صلى ا لله عليه وسلم : ا تقو ا النا ر ولو بشق تمر ة . فمن لم يجد فبكلمة طيبة  (متفق عليه)

“ Dari Adiy bin Hatim ra, ia berkata :Rasulullah SAW bersabda : “takutlah kalian terhadap api neraka, walau hanya dengan menyedekahkan separuh biji kurma. Apabila tidak mendapatkannya, cukup dengan berkata yang baik” ( HR. Bukhori dan Muslim)[5]
b.      Menguasai forum
Penceramah (da’i) Terlebih dahulu menguasai dirinya sendiri agar tidak gugup atau grogi. Setelah itu, Insya Allah akan mudah untuk menguasai forum.
Sabda Rasulullah SAW :
“sesungguhnya Allah sangat senang jika salah seorang diantara kamu melakukan sesuatu dengan cara yang tekun(profesional). Sebagaimana yang disebutkan, sesungguhnya Allah mewajibkan untuk berbuat sebaik mungkin dalam segala sesuatu”[6]
c.       Jangan menyimpang
Penceramah harus tetap berpijak pada tema yang sudah dipersiapkan, jangan sampai melebar terlalu jauh dengan membahas hal- hal yang tidak direncanakan untuk dibahas.
Diriwayatkan ada seorang Arab Badui berbicara dihadapan Rasulullah dengan panjang lebar, maka beliau bersabda :

و ا ن ا لله عز و جل يكره الا نبغا ق فى ا لكلام،فنضر ا لله و جه ه مرئ او جز فى كلا مه فا قتصر على حا جته

“ sesungguhnya Allah Azza wajalla membenci berlebih- lebihan dalam pembicaraan. Semoga Allah SWT menerangi wajah seseorang yang mempersingkat pembicaraan sehingga dia meringkas kadar keperluan”[7]
d.      Gaya yang orisinil
Penceramah sebaiknya menggunakan gayanya sendiri. Jangan meniru orang lain. Hal ini akan mempermudah ceramahnya, sekaligus dapat menjaga wibawanya.
e.       Bersikap sederajat
Saat berdakwa (ceramah), sebaiknya bersikap sederajat, jangan terlalu menggurui.karena itu, dalam menyampaikan pesan, gunakanlah istilah “kita” bukan “anda”, apalagi “kalian”.
f.       Mengatur intonasi
Ceramah yang menarik adalah ceramah yang nadany naik turun. Tidak datar terus atau tidak tinggi terus menerus, apalagi bila dalam ceamah berkisah tentang dua orang yang berdialog, tentu hrus dapat dibedakan suara antara tokoh yang satu dengan yang lain.
g.      Mengatur tempo
Dalam memberikan ceramah, seorang penceramah hendaknya mengatur tempo pembicaraan sehingga antara kalimat yang satu dan kalimat berikutnya diberikan jarak. Dari sini seorang penceramah tidak berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat.
h.      Memberi tekanan
Kalimat yang amat penting untuk dipertegas kepada pendengar, harus diberi tekanan dengan cara mengulang- ulang, dengan begitu jamaah mendapat kejelasan yang memadai.
وعن عا ئسة رضى ا لله عنها قا لت : كا ن كلا م رسول ا لله صلى ا لله عليه و سلم  كلا م فصلا تفهمه كل من يسمعه (رواه ابو داود)
"Dari Aisyah ra, ia berkata : “perkataan Rasulullah adalah ucapan yang sangat jelas, jika orang lain mendengarnya, pasti dapat memahaminya”. (HR. Abu Daud)[8]
i.        Memelihara kontak dengan jamaah
Ceramah yang sudah berlangsung lebih dari 30 menit biasanya melelahkan jamaah. Oleh karena itu, kontak dengan jamaah jangan sampai terputus, misalnya dengan bertanya, memberi humor yang segar dan relevan.
j.        Pengembangan bahasan
Untuk menambah daya tarik dalam pembahasan, diperlukan pengembangan bahasa. Pertama, penjelasan, yakni keterangan tambahan yang sederhana dan tidak terlalu rinci. Kedua, memberikan contoh yang relevan dengan pembahasan sehingga masalah yang dibahas akan menjadi tambah jelasbdan konkret. Ketiga, memberikan analogi, yaitu perbandingan antara dua hal, baik untuk menunjukkan persamaan maupun perbedaan.Keempat, memberikan testimoni, yakni mengutip, baik ayat, hadits, kata mutiara, keterangan para ahli, buku, dll.
k.      Memberi kesimpulan
Bila diperlukan, penceramah dapat memberikan kesimpulan dari uraiannya, lalu lanjutkan dengan kalimat penutup

Saturday 25 May 2013

Hari Belia Malaysia 2013....